Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Bulan Rajab, termasuk
di antara bulan yang sangat dimuliakan oleh Alloh. Bahkan, menurut sebagian
Syafi’iyyah, ia merupakan bulan paling mulia dibandingkan dengan bulan-bulan
haram lainnya.
Oleh karena bulan ini
bulan yang sangat mulia, maka apapun kebaikan yan dilakukan di dalamnya tentu
pahalanya akan sangat berlipat dan besar dibandingkan bulan-bulan lainnya,
selain Ramadhan.
Untuk itu, para ulama
sejak dahulu sangat concern untuk betul-betul mengisi bulan penuh berkah ini
dengan ritual ibadah yang sangat beraneka ragam, mulai dari shalat, puasa,
sedekah, membaca al-Qur’an, silaturahim, membantu sesama, sampai pelaksanaan
umrah. Berikut ini, di antara amalan penting yang sebaiknya dilakukan dalam
rangka mengisi bulan Rajab, bulan penuh berkah dan bulan penuh kebaikan.
1.
Berdoalah agar diberkahi pada bulan Sya'ban dan dapat mengikuti bulan Romadhon
Di antara amalan yang
biasa dilakukan oleh Rosululloh saw pada bulan Rajab, adalah berdoa agar diberi
keberkahan untuk bulan Rajab dan Sya’ban, serta agar dapat dipertemukan dengan
bulan Romadhon. Doa yang biasa dilafalkan Rosululloh saw adalah:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ, وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allahumma baarik
lanaa fi rojab wa sya'ban, wa ballignaa romadhan
Artinya: "Ya Alloh, berkahilah kami di bulan Rajab,
juga di bulan Sya'ban ini serta sampaikanlah usia kami ke bulan Ramadhan".
Hal ini sebagaimana
disebutkan dalam hadits berikut ini:
عن أنس بن مالك قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال: ((اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان, وبلغنا رمضان)) [رواه
أحمد والطبرانى والبزار]
Artinya: "Anas
bin Malik berkata: "Adalah
Rosululloh saw apabila beliau memasuki bulan Rajab, beliau suka berdoa:
"Allohumma baarik lanaa fi rajab wa sya'ban, wa ballignaa ramadhan (Ya
Alloh, berkahilah kami di bulan Rajab ini, juga di bulan Sya'ban ini serta
sampaikanlah usia kami ke bulan Ramadhan)" (HR. Ahmad, Thabrani dan al-Bazzar).
Menurut Imam Abdul
Ghani bin Ismail an-Nablusi dalam bukunya, Fadhail al-Ayyaam was-Syuhuur (hal
29) mengatakan, bahwa hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam ad-Dailami dalam
Musnad al-Firdaus nya, diriwayatkan melalui tiga jalan dari Anas bin Malik. Dan
hadits-hadits yang ada dalam kitab Musnad al-Firdaus adalah hadits-hadits
dhaif, akan tetapi dapat dilakukan dan diamalkan selama berkaitan dengan bab
keutamaan amal perbuatan, Fadhailul Amal.
Imam Nawawi pun dalam
pendahuluan Syarah Muslim nya menegaskan, bahwa hadits Dhaif dapat dipakai
dalam bab keutamaan amal perbuatan (bab Fadhailul a'maal).
Doa di atas sebaiknya
dibaca berulang kali ketika kita memasuki bulan Rajab dan Sya'ban. Semakin
banyak membacanya, tentu semakin besar pahalanya. Keberkahan di bulan Rajab,
keberkahan di bulan Sya'ban, dan dapat menjumpai bulan Romadhon, merupakan tiga
hal yang sangat diharapkan oleh seluruh ummat Islam. Doa di atas juga sebaiknya
di baca setiap selesai shalat wajib, atau pada waktu-waktu senggang sambil
berdzikir atau selesai membaca al-Qur'an.
Selain doa tersebut,
ada doa lain yang biasa dibaca oleh para sahabat pada bulan Rajab dan Sya'ban,
sebagaimana disampaikan oleh Yahya bin Abu Katsir, sebagaimana dikutip oleh
Ibnu Rajab dalam Lathaiful Ma'arif-nya (hal. 202) yaitu:
اللهم سلمنى إلى رمضان, وسلم لي رمضان, وسلمه منى متقبلا.
Allohumma
sallimnii ilaa ramadhan, wa salllim lii ramadhan, wa sallimhu minni
mutaqabbalaa.
Artinya: "Ya Alloh, selamatkan dan sampaikanlah (usia)
saya ke bulan Ramadhan, dan selamatkanlah Romadhon kepada saya, serta
selamatkanlah amalan-amalan saya pada bulan Romadhon sehingga dapat diterima".
2.
Bertaubat dan memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan.
Bulan Rajab merupakan
kunci pertama memupuk kebaikan dan menanam ketaatan agar dapat dipanen pada
bulan Ramadhan kelak. Oleh karena itulah, maka selain memupuk dan menanam
kebaikan tentu memohon ampun atas segala dosa dengan jalan bertaubat atau
memperbanyak istighfar, merupakan di antara hal yang harus dilakukan.
Memang idealnya,
sebelum menanam kebaikan, istighfar dan taubat adalah syarat utama. Sebelum
melakukan ketaatan, seorang hamba sangat dianjurkan untuk mengakui segala dosa
dan kesalahan, plus memohon ampun atas segala kesalahan dan dosa dimaksud. Dan,
pada bulan Rajab hal itu harus lebih banyak dan lebih sering dilakukan.
Oleh karena itu,
sebagian ulama, seperti Imam Abdurrahman as-Shafury dalam bukunya Nuzhatul
Majaalis (hal. 222), mengatakan bahwa bulan Rajab ini adalah bulan permohonan
ampun atas segala dosa dan kesalahan (listighfaarid dzunuub), Sya’ban untuk
menutup segala aib (lisatril ‘uyuub), dan bulan Ramadhan untuk menerangkan hati
dan pikiran (litanwiiril quluub).
Ungkapan lain, bulan
Rajab adalah bulan ampunan dari Alloh (maghfirah minallaah), Sya’ban adalah
bulan pertolongan dari Alloh (Syafa’atulloh), dan bulan Ramadhan adalah bulan
dilipatgandakannya pahala kebaikan (tadh’iful hasanaat).
Selain itu, para
ulama juga mengatakan: Rajab adalah bulan untuk bertaubat (syahrut taubah),
Sya’ban bulan untuk menabur kasih sayang (syahrul mahabbah), dan Ramadhan
adalah bulan untuk lebih mendekatkan diri kepada Alloh (syahrul qurbah).
Oleh karena itulah,
maka di antara amalan yang perlu diperbanyak pada bulan Rajab ini adalah
bertaubat dan memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan (istighfar).
Imam Ali ra pernah
berkata: “Perbanyaklah membaca istighfar pada bulan Rajab, karena setiap saat
pada bulan Rajab, terdapat orang-orang yang akan dibebaskan oleh Allah dari
siksa neraka”.
3.
Melakukan shalat sunnat sebanyak dan sekhusyu’ mungkin.
Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa di antara keistimewaan bulan Rajab ini adalah,
bulan yang dipilih oleh Alloh untuk kejadian penting Isra Mi’raj Rosululloh
saw. Dan inti dari adanya peristiwa ini, adalah diwajibkannya shalat lima
waktu. Oleh karena itulah, maka amalan penting lainnya yang perlu dilakukan
dalam rangka mengisi bulan Rajab ini adalah melakukan shalat sunnat sesering
mungkin, mulai dari Dhuha, Tahajjud, Witir, Hajat, Tasbih, Rawatib dan lainnya.
Dalam sebuah hadits
Dhaif sebagaimana dinukil oleh Imam Abdurrahman as-Shafury dalam bukunya
Nuzhatul Majaalis (hal. 218), dari Tsauban, bahwasannya Rosululloh saw suatu
saat melewati komplek pekuburan. Rosululloh saw tiba-tiba menangis sambil
bersabda: “Wahai Tsauban, mereka saat ini sedang disiksa di dalam kuburannya,
kemudian saya berdoa kepada Alloh agar Alloh meringankan siksa kepada mereka.
Wahai Tsauban, seandainya mereka berpuasa satu hari saja pada bulan Rajab, juga
mereka melakukan satu kali saja shalat malam (tahajud), tentu mereka tidak akan
disiksa di dalam kuburnya seperti ini”.
Tsauban kemudian
bertanya: “Wahai Rosululloh, dengan puasa satu hari dan shalat tahajud satu
kali saja di bulan Rajab, dapat mencegah siksa kubur?”.
Rosululloh saw
menjawab: “Iya, demi diriku yang berada di dalam kekuasaanNya, tidak ada satu
muslim atau muslimah pun yang melakukan puasa satu hari saja atau melakukan
shalat malam satu kali saja di bulan Rajab, melainkan Alloh akan mencatat
baginya pahala seperti seseorang yang beribadah satu tahun, di mana siangnya ia
berpuasa dan malamnya ia shalat tahajud terus”.
4.
Memperbanyak puasa sunnat.
Sumber bacaan : disini
0 komentar:
Posting Komentar